Sunday, July 19, 2020

Harapan, doa, dan kepercayaan

Harapan

    Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan suapa sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisannya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.

Persamaan Harapan dan cita-cita

Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan, yaitu:
  • Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
  • Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Contoh dari harapan
  • Retno adalah seorang fans berat olahraga sepak bola. Ia sangat suka dengan team Barcelona yang bermain di liga Spanyol. Suatu hari ia berharap kalau ia dapat menonton Barcelona langsung di Camp Nou yaitu stadiun sepak bola milik Barcelona di Spanyol
  • Susi sangat rajin mengerjakan soal-soal SBM dan mempelajari ulang soal-soal tersebut. Ia berharap ia dapat masuk Universtas Gajah Mada dengan usahanya.
Doa

     Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu dan tadharru dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesutau yang dimohonkan.
     Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka dari sebuah bangunan masjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.

Jenis-Jenis Doa

Syeikh Abdurrahman bin Sa’diy berkata “setiap perintah di dalam al-qur’an dan larangan berdoa kepada selain Allah, meliputi doa masalah (permintaan) dan doa ibadah”. Adapun perbedaan antara kedua macam doa tersebut adalah:
Doa masalah (permintaan) adalah meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata.
  • Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar, atau tempat-tempat kramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
  • Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperi meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Doa ibadah maksudnya semua bentuk indah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah baik lahir maupun batin, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

Contoh-Contoh Doa

Adapun lafadz doa yang ada dalam al-qur’an, yaitu:
  • Ibadah. Seperti firman Allah dalam surat Yunus ayat ke 106 “dan jan surat Al-Anbiya ayat ke 15 “maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga jadganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian, maka kamu termasuk orang-orang yang zalim”.
  • Perkataan atau keluhan. Seperti pada firman Allah dalamikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi”.
  • Panggilan atau seruan. Seperti pada firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat ke 52 “maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang”.
  • Meminta pertolongan. Seperti pada firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat ke 23 “dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal al-qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
  • Permohonan. Seperti pada firman Allah dalam surat Al-Mukmin ayat ke 49 “dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga Jahannam, mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya dia meringankan azab dari kami barang sehari”.
Kepercayaan

        Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
    Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan, langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, ha katas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan.

Teori-Teori Kebenaran

Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilmu”, sebuah pengantar popular ada tiga teori kebenaran, yaitu:
  • Teori Koherensi atau Konsistensi
    Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
  • Teori Korespondensi
    Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
  • Teori Pragmatis
    Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Usaha-usaha manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhan

  • Selalu Beribadah dan bertaqkwa keapada Tuhan YME
  • Mensyukuri setiap rezeki yang diberikan
  • Tabah dan selalu ingat pada Tuhan saat di berikan cobaan

No comments:

Post a Comment