Sunday, April 5, 2020

Kehidupan Manusia dengan Penderitaan, Pengaruh, dan Sebab-sebab

  • Penderitaan 
    • Definisi :
           
                Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.

  • Siksa
    • Definisi:
           
               Siksaan atau penyiksaan digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, ataumendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
            Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun mentalnya (psikis). dari. Siksaan jenis fisik mudah untuk diliat dan diidentifikasi seperti memukul, menendang, menggunakan senjata tajam dan lainya. Pada penderitaan mental (psikis) biasanya bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Biasanya pun ada pula seseorang yang memiliki ketakutan  berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya pada sesuatu, hal ini biasanya disebur dengan Phobia. Berikut beberapa jenis phobia
    • Beberapa Jenis- Jenis Phobia
      • Acrophobia
        Ketakutan dengan ketinggian juga termasuk jenis fobia acrophobia. Orang dengan acrophobia biasanya akan cemas dan sangat gugup ketika berada di ketinggian, meskipun orang lain tidak menganggap tempat itu tinggi. Gejala lain yang timbul akibat acrophobia, seperti keringat berlebihan, serangan panik, peningkatan detak jantung dan pingsan. Mereka akan kembali tenang dan gejala mereda setelah kembali ke tempat yang lebih rendah atau lantai dasar.
      • Astraphobia
        Takut pada petir. Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak jantung, bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampaimemutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat.
      • Aerophobia
        Ada pula orang yang memiliki rasa ketakutan ekstrem ketika terbang atau naik pesawat yang disebut aerophobia. Penderita biasanya akan merasa cemas, panik hingga muntah ketika dipaksa naik pesawat. Bahkan mereka juga akan mudah tersinggung dan tertekan selama perjalanan udara karena rasa takutnya. Tetapi, intensitas naik pesawat yang lebih sering dapat membantu mengobati fobianya secara perlahan.
      • Arachnophobia
        Takut pada laba-laba. Ditemukan bahwa kaum perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takutatau jijik pada laba-laba daripada kaum lelaki.Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Evolution and Human Behavior. Teori evolusi mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab kaum perempuan sering bertrmu dengan laba-laba di rumah, atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan kaum lelaki cenderung diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika beradadi alam liar.
      • Trypanophobia
        Takut dengan jarum suntik yang juga disebut trypanophobia. Orang dengan trypanophobia biasanya akan berusaha menghindari tindakan medis yang berhubungan dengan jarum suntik.
      • Trypophobia
        Fobia lubang atau trypophobia merupakan ketakutan terhadap sekumpulan lubang kecil atau benjolan pada sebuah objek tertentu atau gambar yang menunjukkan sekumpuan lubang kecil. Misalnya stoberi, sarang lebah, ataupun batu karang. Namun para peneliti tidak mengkategorikan fobia lubang ke dalam jenis fobia yang serius. Sebab, fobia ini bukan merupakan rasa takut terhadap situasi atau keadaan yang dapat membahayakan penderitanya.

  • Kekalutan Mental
          Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
    1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
    2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,mudah marah.
    3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksidiri dan bunuh diri.
    4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
    5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
    6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
         Tahap– tahap gangguan jiwa :
    1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
    2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu dengan cara mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
    3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
    4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
    5. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
    6. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik,sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidakakan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapatmenular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namunhal ini tidak berlaku secara absolut.

          Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental:
    1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
    2. Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikandiri lagi.
    3. Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadapkehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.
        Proses - proses kekalutan mental:
    • Positif
      bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambilhikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belummendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekaduntuk tidak terulang kembali dilain waktu.
    • Negatif
      bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutanmengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinyamenahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidakmenyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuanganmerupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.

  •  Penderitaan dan Perjuangan
            Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan.
               Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.

  • Penderitaan, Media Masa Dan Seniman
              Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuatsesuatu.Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapatsegera menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yangsimpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melaluikarya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut. 

  • Pendapat/opini pada Pandemic yang terjadi saat ini        
            Di tengah pandemic covid-19 yang terjadi di dunia pada saat pembuatan article ini. Apakah masa-masa ini mengganggu psikis manusia? Sama seperti halnya penderitaan, tentunya ada yang psikisnya terganggu dikarenakan mereka takut dengan virus ini. Ada pula orang-orang yang tidak takut namun tetap menjaga diri, hal ini membuat psikis mereka tak terlalu terganggu dan ada pula orang-orang yang tidak peduli dan tetap menjalankan kehidupan sebagai normalnya kehidupan sehari-hari mereka.
              Apakah masa-masa ini termasuk Phobia? Menurut saya tidak. Penyebaran penyakit secara luang lingkup kecil atau luas (pandemic) ini sudah pernah terjadi bukan hanya sekali dan pasti akan ada lagi di masa depanya. Tentu pada saat ini Covid akan membuat orang-orang resah namun untuk mendevelop suatu phobia terhadap satu virus seperti covid bukan sesuatu yang terlalu memungkinkan.
             Apakah akan memnyebabkan kekalutan mental? Mungkin walaupun tidak besar kemungkinanya, tergantung bagaimana orang-orang tersebut menghadapinya. Seperti orang  yang takut diperiksa ataupun orang-orang yang kehilangan keluarga, sahabat, ataupun orang-orang yang terdekatnya bisa saja akan mendevelop Kekalutan mental yang diakibatkan oleh covid-19

    Kesimpulan:
    Semua tergantung bagaimana seseorang menghadapi Pandemi ini. Karena virus ini telah masuk ke kategori Pandemic. Tentunya mayoritas akan resah. Takut akan tertular, takut kehilangan perkerjaanya, takut akan kematian dan hal-hal lainya. Namun untuk mendevelop gejala seperti phobia ataupun kekalutan mental pada satu virus ini kemungkinannya cukup kecil.



refrensi:

No comments:

Post a Comment